Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik. Implementasi Kurikulum Merdeka haus dikuasai oleh guru selaku garda terdepan dalam pembelajaran pada peserta didik seperti yang diintruksikan Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar mengisyaratkan kepada Ibu bapak guru dan kepala sekolah dalam mempersiapkan keterlibatannya untuk menyukseskan pelaksanaannya. Hali inilah yang harus disipakan setiap sekolah termasuk SMA Negeri 8 Yogyakarta. Kegiatan pelatihan atau workshop untuk guru pun secara kontinyu dilaksanakan setiap pekan. “Salah satu dukungan dalam implementasi kurikulum merdeka adalah terciptanya komunitas belajar dari guru pembelajar sehingga workshop hari ini narasumber dari guru internal,” ungkap Dr. Sri Utari, M.Pd.Si selaku waki kepala sekolah bidang kurikulum pada saat memberikan pengantar kegiatan workshop. (8/3)
Work shop yang dihadiri guru mata pelajaran dan guru Bimbingan Konseling diawali pemaparan materi yang berkaitan dengan pembelajaran diferensiasi yang disampaikan oleh Tri Endaryati, M.Pd salah satu Guru Penggerak. “Awal pembelajaran guru diharapkan melakukan asesmen diagnostik yang merupakan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid,” jelasnya. Materi selanjutnya berkaitan dengan penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran dipaparkan oleh Fathul Hidayati, S.Pd salah satu guru tim pengembang kurikulum. Tindaklanjut work shop hari itu setiap guru menyusun ATP sesuai mata pelajaran masing-masing. Setiap pekan akan diadakan diskusi ilmiah untuk menciptakan komunitas belajar bagi guru pembelajar Delayota. [9032023_AJ]
Beri Komentar