Bulan Ramadhan tidak menyurutkan niat dan semangat untuk belajar. Justru pada saat menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan maka aktivitas-aktivitas positif akan bernilai lebih baik. Begitupun di lembaga pendidikan termasuk SMA Negeri 8 Yogyakarta. Kegiatan pembelajaran tetap berlangsung dan ditambahkan dengan program-program peningkatan keimanan dan ketakwaan bagi warga sekolah. Kegiatan belajar pun diatur supaya aktivitas pagi memberi ruang untuk ibadah. Kegiatan ibadah pagi tidak hanya untuk yang beragama Islam namun semua siswa mendapatkan layanan penyelenggaraan ibadah sesuai agama masing-masing. Kajian pagi ditekankan pada materi-materi religi yang mampu menumbuhkan inspirasi berbagi dan menebar kebaikan. Siswa yang beragama Kristen, Katolik, Hindu menempati ruang agama dan dibimbing oleh guru agama. Siswa yang beragama Islam mengikuti kajian pagi di masjid sekolah, Baitul ‘Ilmi.
Kajian agama Islam diikuti siswa dengan rangkaian kegiatan shalat Dhuha dilanjutkan doa bersama dan menyimak ceramah/kultum. Ceramah dikemas secara interaktif untuk menjalin komunikasi antara pemateri dengan jamaah. Penyelenggara dari OSIS bidang Sivitas Aktivita Islamika (SAI) membuat jadwal penceramah dari guru-guru. Selain pemateri dari guru agama Islam juga guru mata pelajaran yang ditunjuk sesuai kompetensi yang dimiliki. Salah satu penceramah, Sumarjiono, S.Pd, guru Bahasa Indonesia menyampaikan materi tentang syukur nikmat dalam menjalankan perintah Allah SWT dan meneladani Rasulullah Muhammad SAW.
“Assalamu’alaikum w w.. Beli kurma di Pasar Terban….. Bayarlah pakai uang rupiah, Bersama Delayota bulan Ramadhan, Tebarkan ilmu yang barokah,” cakeeppp, sahut para siswa, saat Pak Marji, sapaan akrab Sumarjiono mengawali ceramah pagi itu dengan pantun. Alhamdulillah... hari ini kita memasuki puasa ke-16 sebagai wujud ketaatan terhadap perintah Allah dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 183. Kita dalam melaksanakan ibadah harus memiliki dasar sebagai landasan agar sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Pada bulan Ramadhan ini ketaatan kita akan diuji untuk memegang amanah muslim yang baik. Rukun Iman dan Rukun Islam merupakan landasan yang menjadi pegangan dalam menjalankan ibadah. “Nah, menurut para siswa, kita sebenarnya iman dulu atau Islam dulu?” Para siswa pun terdiam dan berpikir. “Iman dulu pak sahut beberapa siswa di sisi selatan. Islam dululah pak, sahut siswa lain dari sisi utara. Ceramah interaktif tergambar dalam suasana itu.
Pak Marji melanjutkan penjelasanya,” Perlu disadari bahwa sebagian dari kita biasanya Islam dulu, kenapa? karena pada saat lahir, para orang tua tanpa bertanya pada anak yang dilahirkan ketika mencatatkan pada akta kelahiran akan menuliskan agama dalam keluarga itu. “Adakah yang iman dulu?” tanya pak Marji. Tidak ada siswa yang menjawb hanya saling beradu pandang. “Mari kita lihat saudara-saudara kita yang muallaf, mereka sebagian besar melihat agama Islam kemudian tertarik dan akhirnya menyatakan diri beragama Islam maka keimanan sudah didapatkan baru masuk Islam. Kita yang beragama Islam karena keturunan/warisan sebaiknya senantiasa menambah pengetahuan agama agar keimanan semakin tebal. Saat ini kita melaksanakan salah satu Rukun Islam dengan berpuasa. Selama berpuasa kita selalu bersyukur atas kenikmatan yang dirasakan. Pada saat berbuka puasa karena lapar pasti sangat bersyukur mendapatkan makanan yang tersaji.
Mari kita berusaha memenuhi Rukun Islam. Ingatlah selalu bahwa Allah SWT memanggil tiga kali saja. Panggilan Allah yang pertama untuk shalat dengan Adzan terkadang masih kita abaikan. Kita masih sering menunda shalat karena sebuah urusan. Panggilan kedua untuk ibadah haji dengan kalimat talbiyah. Haji bagi yang mampu namun masih ada yang sudah mampu tapi belum mempriotitaskan untuk ibadah haji dulu. Niatkan dan usahakan ibadah haji jangan menunggu tua karena dalam rangkaian haji ada ibadh fisik yang bisa kita laksanakan secara maksimal ketika masih muda dengan tubuh yang kuat. Hadirin… jangan sampai kita melewatkan dua panggilan awal karena panggilan ketiga tidak akan bisa menolaknya, panggilan menghadap Allah SWT yang artinya kita meninggalkan kehidupan dunia. Semoga materi ini dapat menginspirasi untuk menebar nilai-nilai kebajikan. Wassalamu’alaikum w w
Kontributor : =AJ=
Beri Komentar